NAT-PT

10:08 AM Posted by Unknown 1 comment
Kita membahas lagi tentang cara menghubungkan ipv4 dan ipv6, yang kali ini kita mencoba yang namanya NAT-PT. Karena penasaran gimana sih cara hubunginnya, biar penasarannya hilang maka langsung dicoba :D

Apa itu NAT-PT?


NAT-PT merupakan teknik transisi ipv6 ke ipv4 atau sebaliknya yang memungkinkan host ipv6 only ingin berkomunikasi dengan host ipv4 only dimana ipv6 dan ipv4 mempunyai struktur yang berbeda. Teknik ini dianjurkan apabila ipv6 only berkomunikasi dengan ipv4 only, tidak dianjurkan menggunakan NAT-PT apabila ipv6 only atau ipv4 only ingin berkomunikasi dengan host dualstack dan juga tidak dianjurkan menggunakan NAT-PT apabila ipv6 only berkomunikasi dengan ipv6 only melewati jaringan berbasis ipv4.

Keuntungan menggunakan NAT-PT yaitu tidak diperlukan perubahan pada suatu host yang berhubungan dengan nat-pt karena konfigurasi hanya dilakukan pada NAT-PT device. Kalau kelemahan nat-pt sendiri yaitu jumlah ipv4 tidak bisa mengcover jumlah ipv6, oleh karena itu teknik ini mulai ditinggalkan.

Ada beberapa macam NAT-PT :
·      Static nat-pt
·      Dynamic nat-pt
·      PAT (Port Address Translation)
·      Ipv4 mapped operation

Static NAT-PT
Pada static nat-pt, dilakukan pemetaan dari ipv6 only agar bisa berkomunikasi dengan ipv4 only atau sebaliknya. Ada sumber dan ada tujuan dari dan ke mana paket akan pergi.


Kita akan mencoba konfigurasi static nat-pt dengan menggunakan topologi di atas. Pada router Ipv4 only (R1), interface f0/0 dengan ip 192.168.10.5 akan ditranslasikan menjadi 2000::5, maksudnya ketika kita melihat dari sisi Ipv6, yang dikenali pada router R1 adalah alamat 2000::5. Sebaliknya jika kita melihat dari sisi Ipv4 maka yang dikenali pada router R3 (interface f0/0) adalah alamat 192.168.50.5. Tugas untuk mentranslasikan yaitu router R2 (NAT-PT). Artinya jika Ipv6 only mengirimkan paket ke ipv4 only, router NAT-PT akan mengubah alamat ipv6 tujuan menjadi alamat ipv4.

Mari kita lakukan konfigurasi pada masing-masing router.


Lakukan konfigurasi pada R1 :


Untuk peroutingannya kita gunakan static routing saja. Pada gambar di atas yaitu : R1#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.10.1


Lakukan konfigurasi pada R3 :


Static routing : R3#ipv6 route ::/0 1000:10::1

Lakukan konfigurasi pada R2 (NAT-PT) :


Jangan lupa untuk mengaktifkan nat-pt pada masing-masing interfacenya.

Perintah translasi :
R2(config)#ipv6 nat v4v6 source 192.168.10.5 2000::5
Perintah ini akan mentranslasikan ip 192.168.10.5 ke ip 2000::5

R2(config)#ipv6 nat v6v4 source 2000:10::5 192.168.50.5
Perintah ini akan mentranslasikan ip 1000:10::5 ke ip 192.168.50.5

R2(config)#ipv6 nat prefix 2000::/96
Prefix yang didukung dari cisco untuk penggunaan nat-pt yaitu ::/96

Lakukan ping dari R1 ke R3 :


Lakukan ping dari R3 ke R1 :


Kita bisa melihat translasi ipv6 natnya :


Ketikkan perintah berikut pada R2 :
R2#debug ipv6 nat detailed
Perintah tersebut untuk melihat proses tranlasi jika ada pengiriman paket.

Lakukan ping dari R1 ke R3, lihat yang terjadi pada R2 :


Dari gambar di atas, terlihat paket yang dikirimkan dari R1 ke R3, R2 (NAT-PT) melakukan translasi ip.

Lakukan ping dari R3 ke R1, lihat yang terjadi pada R2 :


Sumber :

Dual Stacking

5:22 PM Posted by Unknown 4 comments
Dual Stacking

Apa itu dual stack?
Dual stack merupakan teknik menggunakan dua jaringan yang berbeda (IPv4 & IPv6) dalam satu interface. Jadi satu interface dalam router melibatkan dua ip (IPv4 dan IPv6) yang dapat berjalan dalam waktu yang sama. Teknik ini yang paling banyak digunakan karena tidak banyak sistem yang menggunakan ipv6 only dan dual stack ini akan menjadi cara yang baik untuk sekarang ini sehingga seiring waktu berjalan ipv4 akan dihapus dan diganti dengan ipv6 only.

Langsung aja nih tancap gas!!!

Kita liat contoh beserta konfigurasinya.

Melalui topologi di atas, kita akan melakukan ping dari Client ke Client_4 dan dari Client_2 ke Client_3. Untuk ketentuan ipnya terserah aja. Di sini ip yang digunakan sebagai berikut :


Router R1 :
Interface fastethernet 0/0 = 1000::1/64 (ipv6)
Interface fastethernet 2/0 = 2000::1/64 (ipv6) dan 192.168.20.1/24 (ipv4)    ------->    dual stack
Interface fastethernet 1/0 = 192.168.10.1/24 (ipv4)


Router R2 :
Interface fastethernet 1/0 = 3000::1/64 (ipv6)
Interface fastethernet 2/0 = 2000::2/64 (ipv6 dam 192.168.20.2/24 (ipv4)    ------->    dual stack
Interface fastethernet 0/0 = 192.168.30.1/24 (ipv4)

Client        = 1000::2/64 (ipv6)
Client_2   = 192.168.10.2/24 (ipv4)
Client_3   = 192.168.30.2/24 (ipv4)
Client_4   = 3000::2/64 (ipv6)

Routingnya menggunakan routing dinamis RIP baik pada IPv4 maupun IPv6.

Setelah membuat topologinya, kita akan mulai konfigurasi di router dan pcnya. Kita setting di bagian jaringan IPv6 terlebih dahulu baru setelah itu bagian IPv4.

Lakukan konfigurasi pada router R1 :

R1#conf t
R1(config)#ipv6 unicast-routing
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ipv6 address 1000::1/64
R1(config-if)#ipv6 rip cnc enable
R1(config-if)#no shutdown
R1(config)#int fa2/0
R1(config-if)#ipv6 enable
R1(config-if)#ipv6 address 2000::1/64
R1(config-if)#ipv6 rip cnc enable
R1(config-if)#no shutdown



Lakukan konfigurasi pada router R2 :

R2#conf t
R2(config)#ipv6 unicast-routing
R2(config)#int fa2/0
R2(config-if)#ipv6 address 2000::2/64
R2(config-if)#ipv6 rip cnc enable
R2(config-if)#no shutdown
R2(config)#int fa1/0
R2(config-if)#ipv6 enable
R2(config-if)#ipv6 address 3000::1/64
R2(config-if)#ipv6 rip cnc enable
R2(config-if)#no shutdown


Kalau udah konfigurasi di routernya, jangan lupa setting IPv6 di pc Client dan Client_4 nih. . . Oh iya jangan sampai tertukar ya soalnya nama pcnya Client semua. . .wkwk.

Untuk pc Client, ini dia settingannya :


tc@box:~$ sudo su
root@box:~# ip -6 address add 1000::2/64 dev eth0
root@box:~# route -A inet6 add 1000::1/64 dev eth0



Lanjut pada pc Client_4 :

tc@box:~$ sudo su
root@box:~# ip -6 address add 3000::2/64 dev eth0
root@box:~# route -A inet6 add 3000::1/64 dev eth0



Nah jika sudah selesai semua konfigurasi IPv6nya, coba lakukan ping dari Client ke Client_4. Nih dia hasilnya:



Kalau udah sukses di bagian IPv6, lanjut ke bagian IPv4. Setting di router dan pcnya.

Konfigurasi IPv4 di router R1 :

R1(config)#int fa1/0
R1(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
R1(config)#router rip
R1(config-router)#network 192.168.10.0
R1(config-router)#exit
R1(config)#int fa2/0
R1(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
R1(config)#router rip
R1(config-router)#network 192.168.20.0
R1(config-router)#exit



Kemudian IPv4 di router R2 :

R2(config)#int fa2/0
R2(config-if)#ip address 192.168.20.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no shutdown
R2(config-if)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#network 192.168.20.0
R2(config-router)#exit
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shutdown
R2(config-if)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#network 192.168.30.0
R2(config-router)#exit



Untuk pcnya setting IPv4 pada Client_2 dan Client_4.

Pada Client_2 :

tc@box:~$ sudo su
root@box:~# ifconfig eth0 192.168.10.2 netmask 255.255.255.0
root@box:~# route add default gw 192.168.10.1


Pada Client_3 :

tc@box:~$ sudo su
root@box:~# ifconfig eth0 192.168.30.2 netmask 255.255.255.0
root@box:~# router add default gw 192.168.30.1



Kalau udah selesai semuanya, coba lakukan ping dari Client_2 ke Client_3, jika berhasil akan seperti berikut hasilnya :



Dari percobaan di atas, terdapat interface yang mempunyai dua ip yang berbeda yaitu IPv4 sekaligus IPv6. Dan ping yang dilakukan dari Client ke Client_4 dan dari Client_2 ke Client_3 berhasil, ini menunjukkan bahwa satu interface bisa mempunyai dua ip yang berbeda. Dan tentunya paket IPv6 tidak bisa menuju ke jaringan IPv4 atau sebaliknya karena kedua jenis jaringan tersebut mempunyai infrastruktur yang berbeda. Jika suatu host IPv6 ingin mengirimkan paket ke suatu host yang lain, maka host (yang lain) tersebut harus mempunyai IPv6 dan jalur menuju ke host itu harus terintegrasi dengan IPv6, begitu juga dengan IPv4.

Itu dulu ya buat Dual Stackingnya. . . Selamat mencoba!!! Makasiiii... :D.










Sumber bacaan :
http://www.networkworld.com
http://www.cisco.com

Menghubungkan Ipv4 dan Ipv6

1:13 AM Posted by Unknown 1 comment
Pada kesempatan kali ini, tepatnya postingan pertama saya dalam blog ini, saya akan share banyak atau sedikit atau lumayan banyak atau lumayan sedikit tentang cara menghubungkan IPv4 dengan IPv6 ataupun IPv6 dengan IPv4.. sama aja ya ahahhaha. . . Mungkin kita perlu sedikit tahu tentang IPv4 dan IPv6.

Tancap gasss!!! @_@



Pengertian Ipv4 dan Ipv6
IPv4 (Internet Protocol version 4) merupakan protokol internet versi pertama yang digunakan untuk pengalamatan jaringan TCP/IP. Ipv4 mempunyai panjang 32 bit yaitu sekitar 232 alamat yang dapat menampung host di seluruh dunia.
IPv6 merupakan pengembangan dari IPv4. Tujuan dikembangkannya IPv6 karena keterbatasan alamat pada IPv4 yaitu yang terdiri dari 32 bit. IPv6 sendiri mempunyai panjang 128 bit, jadi bisa menampung 2128 alamat host. Alamat sebanyak ini sangat berguna seiring dengan laju pengguna internet.

Perbedaan IPv4 dan IPv6
IPv4
IPv6
§  Ruang alamat 32 bit
§  Ruang alamat 128 bit
§  Menggunakan static address dan dynamic address
§  Menggunakan  stateless address configuration dan stateful address configuration
§  Menggunakan dotted decimal format
§  Menggunakan colon hexadecimal format
§  Menggunakan subnet mask
§  Tidak menggunakan subnet mask
§  IPsec sebagai fitur tambahan
§  IPsec sudah default

Untuk lebih lanjut mengenai IPv4 dan IPv6 bisa dipelajari sendiri ya, googling juga banyak :D. . .
Di sini akan dibahas mengenai cara menghubungkan jaringan IPv6 dengan jaringan IPv4. Karena format IPv4 dan IPv6 berbeda jadi pengiriman data yang melewati jaringan IPv4 dan juga IPv6 tidak bisa langsung begitu saja. Untuk melakukannya ada cara khusus (settingan khusus di router) agar jaringan IPv4 dapat berkomunikasi dengan jaringan IPv6.

Ada 3 cara untuk melakukannya, yaitu dengan :
·         Tunneling
·         Dual Stack
·         NAT-PT

Ketiga cara tersebut dapat digunakan sebagai solusi menghubungkan jaringan IPv4 dan IPv6.

Apa itu tunneling?
Tunneling itu merupakan cara menyalurkan paket jaringan IPv6 yang melewati jaringan berbasis IPv4, jadi paket IPv6 tersebut melewati jaringan IPv4 dengan menggunakan jalur tersendiri di dalam jaringan IPv4. Ini semacam terowongan yang dibuat dalam jaringan IPv4, jadi paket IPv6 melewati terowongan tersebut. Paket IPv6 yang mau dikirimkan juga dienkapsulasi terlebih dahulu.

Dalam teknik tunneling IPv6 memiliki beberapa jenis :
§ Ipv6ip
§ Ipv6ip auto
§ GRE
§ 6to4
§ ISATAP (Intra-Site Automatic Tunnel Addressing Protocol)

Tunnelingnya kita coba dulu yang tunnel mode Ipv6ip, buat jenis tunnel lainnya mudah-mudahan juga dipostingkan pada kesempatan berikutnya. . hehehe. . Lanjut, tunnel Ipv6ip ini bersifat point-to-point jadi ada tunnel source dan juga tunnel destination sedangkan tunnel point-to-multipoint cuma ada tunnel source (ipv6 auto, 6to4, ISATAP). Apa itu tunnel source dan tunnel destination? Kalau tunnel source ya paket berasal dari interface mana dan tunnel destination itu paket akan dikirimkan ke interface mana.

Kita coba liat contoh beserta konfigurasi menggunakan ipv6ip tunnel mode.


 Contoh topologi yang digunakan

Di sini menggunakan routing RIP pada IPv6 networknya dan routing OSPF pada IPv4 networknya. Kalau mau pakai peroutingan lainnya juga boleh kok. Angka 0 pada “Tunnel 0” merupakan identitas tunnelnya.

Jika sudah buat topologinya, langsung saja setting router dan pcnya ya.

Lakukan konfigurasi pada router R1(IPv6):

R1#conf t
R1(config)#ipv6 unicast-routing
R1(config)#int fa1/0
R1(config-if)#ipv6 enable
R1(config-if)#ipv6 address 4000::1/64
R1(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R1(config-if)#no shutdown
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ipv6 enable
R1(config-if)#ipv6 address 1000::1/64
R1(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R1(config-if)#no shutdown




Konfigurasi pada router R2(IPv6 – IPv4):

R2#conf t
R2(config)#ipv6 unicast-routing
R2(config)#int tunnel 0
R2(config-if)#ipv6 address 2000::1/64
R2(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R2(config-if)#tunnel source fa1/0
R2(config-if)#tunnel destination 192.168.20.1
R2(config-if)#tunnel mode ipv6ip
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#exit
R2(config)#int fa1/0
R2(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#exit
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ipv6 enable
R2(config-if)#ipv6 address 1000::2/64
R2(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R2(config-if)#no shut
R2(config-if)#exit
R2(config)#router ospf 1
R2(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#exit



Konfigurasi pada router R3(IPv4):

R3#conf t
R3(config)#int fa1/0
R3(config-if)#ip address 192.168.10.2 255.255.255.0
R3(config-if)#no shut
R3(config-if)#exit
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#ip address 192.168.20.2 255.255.255.0
R3(config-if)#no shut
R3(config-if)#exit
R3(config)#router ospf 1
R3(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
R3(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 0
R3(config-router)#exit



Konfigurasi pada router R4(IPv6 – IPv4):

R4#conf t
R4(config)#ipv6 unicast-routing
R4(config)#int tunnel 0
R4(config-if)#ipv6 address 2000::2/64
R4(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R4(config-if)#tunnel source fa0/0
R4(config-if)#tunnel destination 192.168.10.1
R4(config-if)#tunnel mode ipv6ip
R4(config-if)#no shut
R4(config-if)#exit
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
R4(config-if)#no shut
R4(config-if)#exit
R4(config)#int fa1/0
R4(config-if)#ipv6 enable
R4(config-if)#ipv6 address 3000::2/64
R4(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R4(config-if)#no shut
R4(config-if)#exit
R4(config)#router ospf 1
R4(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 0
R4(config-router)#exit



Konfigurasi pada router R5(IPv6):

R5#conf t
R5(config)#ipv6 unicast-routing
R5(config)#int fa1/0
R5(config-if)#ipv6 enable
R5(config-if)#ipv6 address 3000::1/64
R5(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R5(config-if)#no shutdown
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#ipv6 enable
R5(config-if)#ipv6 address 5000::1/64
R5(config-if)#ipv6 rip 6bone enable
R5(config-if)#no shutdown



Setting IPv6 address dan default gatewaynya pada Client 1:

tc@box:~$ sudo su
root@box: ~# ip -6 address add 4000::2/64 dev eth0
root@box: ~# route –A inet6 add 4000::1/64 dev eth0


ip -6 address add => setting ipv6nya.
route –A inet6 add => setting gatewaynya.


Setting IPv6 address dan default gatewaynya pada Client 2:

tc@box:~$ sudo su
root@box: ~# ip -6 address add 5000::2/64 dev eth0
root@box: ~# route –A inet6 add 5000::1/64 dev eth0



Sekarang test ping dari Client 1 ke Client 2 (IPv6 Address 5000::2/64):



Successful!
Itu pingnya gede banget ya, ya iya lah komputer yang digunakan speknya jelek jadi begitu.. maklum :D.
Oh iya buat DUAL STACK dan NAT-PT selanjutnya ada di postingan selanjutnya..








Sumber bacaan :